Kepemilikan boneka seks

Awalnya, studi ini mungkin memerlukan desain cross-sectional untuk mengeksplorasi objektivitas horizontal atau kecenderungan kriminal yang berbeda boneka seks murah pemilik dan kelompok kontrol bukan pemilik. Jika ditemukan perbedaan, studi longitudinal akan menyelidiki apakah ada hubungan kausal antara kebutuhan untuk memiliki boneka dan robot dengan peningkatan tingkat risiko. Dengan kata lain, nonpemilik percaya bahwa mereka dapat menindaklanjuti kepemilikan boneka untuk mengeksplorasi bagaimana (atau apakah) mereka mengubah indikator potensi serangan seksual.

Terlepas dari hasil survei crosssectional pemilik boneka dan robot, teori multifaktor kejahatan seksual mungkin memainkan peran penting dalam menentukan kondisi "aman" atau tidak aman dari kepemilikan tersebut. Misalnya, model motivasi promosi Seto menegaskan bahwa minat seksual dapat menyebabkan kecenderungan psikologis untuk terlibat dalam perilaku ofensif, tetapi implementasi aktual dari perilaku tersebut akan dipromosikan (atau dihalangi) oleh ada (atau tidak adanya) faktor motivasi, seperti Antisosial ciri-ciri kepribadian atau ketergantungan pada obat-obatan atau alkohol.

Dengan menerapkan hal ini pada lingkungan boneka dan robot, kecenderungan untuk melakukan kejahatan seksual dapat diprediksi melalui kepemilikan Boneka Cinta (berpotensi merangsang minat) dan keberadaan (atau tidak adanya) faktor kepribadian dan gaya hidup yang mendorong kejahatan (atau tidak ada) . Kurangi pelanggaran). Selain potensi risiko yang terkait dengan kepemilikan boneka dan robot, penelitian juga harus menyelidiki kemungkinan efek positif dari kepemilikan boneka.

Sebelum melakukan eksperimen yang lebih besar tentang efektivitas boneka sebagai perilaku katarsis anak di bawah umur, studi kasus harus mempertimbangkan dan mengevaluasi bukti untuk praktik ini. Namun, eksperimen semacam itu adalah satu-satunya cara yang berarti untuk menyelesaikan perselisihan dan masalah yang belum terselesaikan dalam literatur saat ini. Seperti disebutkan sebelumnya, Boneka seks jepang dan robot memiliki peran potensial dalam lingkungan medis dan psikoterapi, yang dapat meredakan isolasi sosial dan emosional, atau mengobati disfungsi seksual. Namun, tanggapan sosial yang diterima saat ini adalah bahwa kepemilikan boneka dan robot dapat menghambat penggunaan tersebut, bahkan jika ada bukti keefektifannya.

Potensi perilaku dan implikasi hukum dari boneka seks cantik. Di dalamnya, penulis mengklaim telah meninjau bukti dan rekomendasi yang ada terkait penggunaan boneka seks cantik berdasarkan ulasan ini. Secara khusus, investigasi tersebut mencakup hal-hal berikut: Di seluruh laporan, diyakini bahwa tidak ada bukti empiris yang membuktikan hipotesis bahwa “kelahiran seperti cantik akan berdampak”. Ini ada di bagian bahaya memiliki boneka (yaitu memfasilitasi kejahatan seksual), lagi-lagi mengutip moralisme hukum para penulis filosofis untuk membahas dampak boneka terhadap objektifikasi dan desensitisasi subjek perilaku seksual kecantikan. Melecehkan.

Pasar yang berkembang untuk boneka asli telah memicu perdebatan sengit tentang hubungan masa depan dengan entitas ini dan apakah mereka akan menyebabkan wanita menjadi lebih objektif atau dapat mendorong pelecehan. Namun, penelitian akademis tentang topik ini terbatas, dan orang-orang hanya tahu sedikit tentang motivasi dan pengalaman membeli dan menggunakan boneka seks cantik. Oleh karena itu, kami melakukan studi metode campuran pada 83 peserta yang mengunjungi forum boneka online dan menyelesaikan kuesioner semi terstruktur untuk 22 item. Sebagian besar adalah pria heteroseksual, kulit putih, dan paruh baya yang memiliki pekerjaan; lebih dari setengahnya tidak memiliki hubungan saat ini, dan sekitar setengahnya hidup sendiri.